Stunting adalah masalah kesehatan yang memprihatinkan dan akan berdampak negatif pada pencapaian Indonesia Emas 2045. Banyak upaya yg sudah dilakukan tapi hasilnya belum memuaskan. Dari tahun 2022-2023 prevalensi stunting hanya berkurang 0,1% (dari 21,6% ke 21,5%). Padahal target nasional penurunan prevalensi stunting di tahun 2024 adalah 14%.
Fokus penanggulangan bukan hanya menemukan dan menangani bayi dan balita stunting. Pencegahan juga perlu dilakukan pada saat kehamilan agar bumil tidak melahirkan bayi stunting. Untuk menanggulangi masalah yang serius ini, diperlukan upaya yg masif, terstruktur, sistematik dan berkelanjutan. Ini bisa dilakukan melalui penjangkauan ibu hamil pekerja yg ada di tempat kerja, khususnya sektor padat karya.
YKB tidak bekerja sendirian. Ada dukungan dari pimpinan perusahaan (termasuk klinik perusahaan, HRD, serikat pekerja), Puskesmas, Dinas kesehatan dan Dinas Ketenagakerjaan/Wasnaker. Ada ribuan perusahaan di sektor padat karya di Indonesia. Jika model rintisan seperti yg dilakukan YKB ini direplikasi ke perusahaan-perusahaan lain, pastilah akan ada dampak yang bermakna utk penurunan prevalensi stunting.
Upaya berbasis tempat kerja seperti ini memungkinkan sebuah upaya intervensi kesehatan dan gizi yg berskala masif, dilakukan secara terstruktur, sistematis dan berkelanjutan.
Ayo kita tanggulangi masalah stunting dengan melakukan pendampingan dan pembinaan pada bumil pekerja di sektor padat karya!
Penulis: dr Adi Sasongko